Beritabali.com, NASIONAL. Dikisahkan
Raja Mengwi kesal karena daerah kekuasaannya direbut oleh I Gusti Ngurah Pemecutan. Raja Mengwi lalu meminta bantuan kepada Raja Buleleng, I Gusti Ngurah Panji Sakti.
Singkat cerita, pada suatu hari berangkatlah Pasukan Goak (Laskar I Gusti Ngurah Panji Sakti) menuju Kerajaan Badung. Sesampai di areal persawahan di sebelah timur laut Puri Pemecutan pasukan itu berhenti.
Raja Badung yang mendengar bahwa wilayahnya diserang oleh Buleleng lalu memerintahkan Sikep (Laskar Badung) untuk menghadapi Goak Buleleng. Terjadilah perang antara Goak Buleleng dengan Sikep Badung. Sikep Badung terdesak dan banyak yang gugur.
Darahnya mengalir bersama aliran air parit. Sikep Badung sementara mundur untuk menghadap raja ke Puri. Setelah beberapa langkah dari arena pertempuran, ternayat Raja Badung telah berangkat menuju tempat pertempuran.
Raja Badung memerintahkan kembali bertempur. Diperintahkan agar para Sikep turun ke “nyarangan” (petak sawah yang siap ditanami padi), mengambil lumpur untuk dilemparkan ke mata Goak. Atas perintah tersebut, Laskar Sikep berbalik bersemangat kembali menuju medan perang.
Pertempuran semakin dasyat, dimana Pasukan Sikep Badung melempari Goak Buleleng dengan lumpur.