Beritabali.com, DENPASAR. Pada awal 1965, Universitas Marhaen di Singaraja kedatangan dosen tamu dri Jember yang bernama Utrecht. Profesor Utrecht menyampaikan keprihatinan soal maraknya aksi demonstrasi di Denpasar yang silih berganti dilakukan PNI dan PKI.
Demonstrasi silih berganti ini dipicu oleh penangkapan seorang aktivis PNI, Wedastra Suyasa.
Penangkapan Wedastra Suyasa terjadi di Lapangan Puputan Badung, di tengah penyelenggaraan rapat akbar Front Nasional.
Saat itu hadir ribuan massa dari semua partai Nasakom seperti PNI, PKI, Masyumi, NU, dan partai lainnya.
Para pejabat panca tunggal mulai jaksa, hakim, polisi, panglima, gubernur, lengkap hadir di acara tersebut.